Pengertian Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah PembelajaranKelasRangkap. Pada kesempatan ini kami menyampaikan banyak terima kasih kepada Bapak Drs. Zulkipli, M.Pd selaku dosen pengampu. Tak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
Kami  menyadari, dalam makalah  ini masih banyak kesalahan dan kekurangan. Hal ini disebabkan terbatasnya kemampuan, pengetahuan dan pengalaman yang kami  miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini di waktu yang akan datang.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan bagi kita semua khususnya para mahasiswa dan dapat dijadikan pengetahuan yang berharga dalam menjalankan tugas sebagai guru SD. Amin.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
1.1  Latar Belakang.......................................................................................... 1
1.2  Rumusan Masalah..................................................................................... 1
1.3  Tujuan Penulisan....................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... 3
2.1  Pengertian Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil danPerorangan...... 3
2.2  Rasional..................................................................................................... 4
2.3  Variasi Pengorganisasian........................................................................... 7
2.4  Hal-hal yang PerludiperhatikandalamMengajarKelompok Kecil dan Perorangan 12
BAB III PENUTUP............................................................................................ 16
3.1  Kesimpulan................................................................................................ 16
3.2  Saran.......................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 17

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Murid selain sebagai makhluk individu juga sebagai makhluk sosial. Sebagai individu murid dapat belajar secara mandiri. Namun karena murid SD masih dalam proses pertumbuhan dan perkembangan serta masih dalam taraf berpikir konkrit (operasional konkrit) menurut Jean Peaget, maka perlu bantuan atau bimbingan guru. Demikian pula guru dalam memberikan bimbingan belajar mengupayakan adanya media atau alat peraga agar mudah dipahami siswa baik dalam mengajar perorangan maupun kelompok kecil. Sebagai makhluk sosial, murid akan bertumbuh dan berkembang dengan baik dalam belajarnya jika berada dalam suatu kelompok. Kelompok belajar yang efektif dan efisien adalah kelompok belajar dalam jumlah kecil. Kelompok kecil memungkinkan semua anggotanya terlibat secara aktif dalam belajar, dibawahbimbingan guru. Demikian guru juga dengan mudah dapat mengarahkan atau memberikan pelayanan dengan baik terhadap kelompok.

1.2  Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini antara lain:
1.         Apa yang dimaksud keterampilan mengajar kelompok kecil danperorangan dalam pembelajaran kelas rangkap?
2.         Apa yang dimaksudRasional?
3.         Apasajavariasipengorganisasian
4.         ApasajaHal-hal yang PerluDiperhatikandalamMengajarKelompok Kecil danPerorangan


1.3 Tujuan Penulisan
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk:
1.         Agar mahasiswa dapat mengetahui keterampilan mengajar kelompok kecil danperorangan dalam pembelajaran kelas rangkap?
2.         Agar mahasiswa dapat mengetahui Rasional
3.         Agar mahasiswa dapat mengetahui VariasiPengorganisasian
4.         Agar mahasiswa dapat mengetahui Hal-hal yang PerluDiperhatikandalamMengajarKelompok Kecil danPerorangan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1  PengertianKeterampilanMengajarKelompok Kecil danPerorangan
Keterampilan mengajar kelompok kecil adalah kemampuan gurumembimbing murid dalam belajar secara kelompok dengan jumlah berkisar antara 3 hingga 5 orang atau paling banyak 8 orang untuk setiap kelompoknya.
Sedangkan keterampilan dalam pengajaran perorangan atau pengajaran individual adalah kemampuan guru dalam membimbing murid dalam belajar secara individual terutama bagi siswa yang mengalmi kesulitan belajar atau bermasalah. Dalam belajar secara individual guru bersama murid menentukan tujuan, bahan ajar, prosedur dan waktu yang digunakan dalam pengajaran dengan memperhatikan tuntutan-tuntutan atau perbedaan-perbedaan individual murid. Seorang guru sekolah dasar harus memiliki keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan ini tidak lain dimaksudkan guna memenuhi kebutuhan belajar murid itu sendiri. Ciri-ciri khas setiap anak itu berbeda satu sama lain, baik sebagai perseorangan ataupun hidup dalam kelompoknya. Guru sewajarnya bertindak adil dalam memberikan pelayanan pendidikannya, bukan sekedar menyamaratakan (bersifat klasikal) tetapi juga harus memiliki alternatif lain di dalam upaya memperhatikan kebutuhan-kebutuhan individual murid. Selain berbeda secara individual, juga ada sebagian kecil yang memiliki karakteristik sama. Oleh karena itu belajar bersama dalam kelompok kecil di bawah bimbingan guru juga lebih efektif. Hakekat keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan adalah terjadinya hubungan interpersonal antara guru dengan murid dan juga murid dengan murid. Dalam keterampilan mengajar ini, murid belajar sesuai dengan kecepatan dan kemampuan masing-masing. Selain itu murid juga mendapat bantuan dari guru sesuai dengan kebutuhannya, dan murid dilibatkan dalam perencanaan kegiatan belajar mengajar. Peran guru dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan adalah sebagai organisator kegiatan belajar mengajar, sumber informasi (nara sumber) bagi murid, motivator bagi murid untuk belajar, penyedia materi dan kesempatan belajar (fasilitator) bagi murid, pembimbing kegiatan belajar murid, dan sebagai peserta kegiatan belajar.

2.2  Rasional
Tugas guru sekolah dasar sangat berbeda dengan tugas guru sekolah lanjutan.Guru sekolah dasar sebagai guru kelas memiliki tanggung jawab terhadap pengelolaan suatu kelas secara penuh, dalam arti dari awal pelajaran sampai akhir pelajaran. Seorang guru SD memegang suatu kelas tertentu dalam kurun waktu tertentu maupun dalam jangka waktu lama. Sementara jumlah guru SD biasanya sama dengan jumlah kelas yang ada di SD tersebut. Bahkan banyak yang lebih sedikit dibandingkan jumlah kelas yang ada. Meskipun jumlah guru sama banyak dengan jumlah kelas yang ada, namun sering menghadapi permasalahan ketiadaan atau kekurangan guru pada waktu-waktu tertentu. Oleh karena itu seorang guru harus memiliki keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan, sebagai bekal melaksanakan pembelajaran kelas rangkap. Pengajaran kelompok kecil dan perorangan memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap siswa serta terjadinya hubungan yang lebih akrab antara guru dan murid maupun antara murid dengan murid. Kadang-kadang murid lebih mudah belajar dari teman sendiri, ada pula murid yang lebih mudah belajar karena harus mengajari atau melatih teman sendiri. Dalam hal ini pengajaran kelompok kecil dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Pengajaran ini memungkinkan murid belajar lebih aktif, memberikan rasa tanggung jawab yang lebih besar,berkembangnya daya kreatif dan sifat kepemimpinan pada murid, serta dapat memenuhi kebutuhan murid secara optimal. Kombinasi pengajaran kelompok kecil dan perorangan memberikan peluang yang besar bagi tercapainya tujuan pengajaran. Dengan demikian, penguasaanketerampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan merupakan satu kebutuhan yang esensial bagi setiap calon guru dan guru profesional. Adapun alasan-alasan perlu dikuasai guru keterampilan menga-jar kelompok kecil dan perorangan sebagai berikut :
a.         Pada dasarnya murid mempunyai kemampuan dan cara belajar yang berbeda. Dalam pengajaran klasikal, guru memperlakukan murid dengan cara yang sama, sehingga perbedaan kemampuan dan cara belajar murid hampir tak pernah mendapat perhatian. Pembelajaran secara klasikal memang perlu dilakukan agar murid menyadari bahwa tidak semua kebutuhannya dapat dipenuhi. Namun haruslah dicari alternatif atau cara lain agar murid juga dapat belajar sesuai dengan kemampuan dan cara yang dipilihnya. Pembelajaran kelompok kecil dan perorangan dapat memenuhi keperluan tersebut.
b.        Pengajaran kelompok kecil dan perorangan memungkinkan terjadinya hubungan antar pribadi yang lebih akrab dan sehat antar guru dengan murid dan murid dengan murid. Guru dapat memberikan perhatian lebih banyak pada murid yang memerlukannya dan bahkan dapat membuat murid lebih percaya diri.
c.         Kadang-kadang murid dapat lebih mudah belajar dengan cara mengajar temannya atau dengan cara belajar bersama teman seperti mengerjakan tugas bersama dan bertukar pendapat. Pembelajaran kelompok kecil dan perorangan memungkinkan terjadinya hal ini.
d.        Kegiatan kelompok kecil memungkinkan murid terlibat lebih aktif dalam belajar,sehingga tanggung jawab murid dalam belajar juga menjadi lebih besar. Bekerjadi dalam kelompok memungkinkan murid untuk membangun kebiasaan bekerjasama, tenggang rasa dan saling menghargai. Selain itu, sifat kepemimpinandapat berkembang karena bekerja dalam kelompok memerlukan seorangpemimpin kelompok.
e.         Sejalan dengan kegiatan kelompok kecil, kegiatan individual atauperorangan juga mempunyai berbagai kekuatan. Dengan belajar sendiri,murid akan mempunyai tanggung jawab belajar yang lebih besar, di sampingdapat belajar sesuai dengan kebutuhannya sendiri. Misalnya, jika murid sudahmampu memecahkan soal-soal berhitung yang diberikan guru, ia dapat langsungmengerjakan tugas lain seperti membantu temannya, memecahkan soal yanglebih sukar, atau belajar di perpustakaan.
Pembelajaran kelompok kecil dan perorangan akan membuahkan hasil dalambentuk berbagai sikap dan nilai serta terpenuhi kebutuhan belajar murid.Keberhasilan murid dalam belajar mencerminkan keberhasilan guru dalammengajar. Penguasaan guru yang mantap dalam mengajar kelompok kecil danperorangan tentu akan memberikan nilai tambah. Seorang guru yang mengajar kelasrangkap akan lebih sering memerlukan bentuk pembelajaran kelompok kecil danperorangan karena ia harus menangani lebih dari satu kelas. Guru tidak mungkinmenerapkan pembelajaran klasikal secara terus menerus sebagaimana yang mungkindilakukan oleh guru yang hanya mengajar satu kelas. Oleh karena itu, seorang guruyang merangkap kelas seyogyanya menguasai keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan, sehingga waktu kegiatan akademik dapat ditingkatkan.Penting kemampuan mengajar kelompok kecil dan perorangan bagi guruadalah hakekat dan prinsip pembelajran kelas rangkap, yaitu keserempakan kegiatanbelajar mengajar, kadar tinggi waktu kegiatan akademik, kontak psikologis guru-siswa secara berkelanjutan dan pemanfaatan sumber belajar secara efisien. Tampak dapat diwujudkan melalui penguasaan yang mantap terhadap keterampilan mengajarkelompok kecil dan perorangan. Dalam pengajaran kelompok kecil dan perorangan,guru dituntut terampil mengelola secara serempak. Ini berarti, dalam waktu yangsama guru dituntut untuk mengelola lebih dari satu kelompok atau lebih dari satuorang, bahkan kelompok dan perorangan sekaligus. Keserempakan belajar mengajarmerupakan salah satu ciri khas dari pembelajaran kelompok kecil dan perorangan.Selain itu kemampuan guru dalam mengadakan pendekatan secara pribadi,mendorong dan memudahkan belajar, serta mengorganisasikan kegiatan.
 Dengan adanya beberapa alasan tersebut, dapat dipahami bahwa calon guruSDselain memiliki kemampuan melaksanakan 8 keterampilan-keterampilanmengajar, yang ditetapkan sebagai kompetensi dasar guru, juga harus memilikiketerampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.



2.3    Variasi Pengorganisasian

Penggunaanvariasipengorganisasiandimaksudkan agar muridterhindardariperasaanjenuhdanmembosankan, yang menyebabkanperasaanmalasmenjadimuncul.Dalampengorganisasiansepantasnyatidakmenoton, berulang-ulang, danmenimbulkan rasa kesalpadadirimurid.Karenaituvariasipengorganisasiansangatpentingdalamupayamemeliharadanmeningkatkankualitaspembelajarankelasrangkap.
Variasipengorganisasianmerupakanketerampilan guru di dalam menggunakan bermacam-macamkemampuanuntukmewujudkantujuanbelajarpesertadidiksekaligus mengatasike bosananataukejenuhandanmenimbulkanminat, gairah, danaktivitasbelajar yang efektif
Variasi pengorganisasian mencakup penggunaan polainteraksi multi arahartinya antara guru denganmurid, muriddengan guru ataumuriddenganmurid.Variasipengorganisasianmencakuppengelompokansiswa, penataanruang, danvariasipemanfaatansumberbelajar.
a.       Pengelompokan murid berdasarkan rombongan belajar 
Dalampembelajarankelasrangkappengelompokansiswamerupakansuatukeharusangunamenjamin proses belajarsiswa agar tetapefekttif. Mengenaipengelompokanbelajarsiswaterdapatbeberapavariasi yang dapatdipilihsesuaikebutuhan (UNESCO:1998) yaitupengelompokansiswaatasdasarrombonganbelajar, kesamaankemampuan, kemampuancampuran, kesamaan usia, kompatibilitas siswa, dan sesuai kebutuhanpembelajaran. Masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Pengelompokan murid berdasarkan rombongan belajar 
Dalam hal ini pembagian kelompok berdasarkan kelasnya. Hal inidilakukan jika dalam pelaksanaan pembelajaran kelas rangkap meng-gunakan model pengelolaan PKR 111, PKR 211, PKR 221, dan PKR 311yaitu bentuk pelaksanaan PKR dalam satu ruangan. Misalnya kelas III,kelas IV, dan kelas V di dalam satu ruangan. Ini berarti dalam saturuangan ada tiga kelompok/rombongan siswa sesuai kelasnya. Jadipengelompok tersebut bertolak pada status administrasi siswa, danpengelompokkan lebih bersifat formal. Pengelompokkan seperti inimemudahkan guru dalam pencatatan kehadiran, penilaian, dan pengaturantugas, sehingga memudahkan dalam mengadministrasikan. Ditinjau dariperlakuan proses pembelajaran cara tersebut tidak memberi ruang bagipemanfaatan kemampuan siswa secara silang atau lintas kelas. Selain itubisa juga terjadi kesukaran membangun kebersamaan dalam belajarmanakala pada suatu ketika ada kelas yang siswanya hanya beberapaorang sedang kelas lain siswanya cukup banyak.
2) Pengelompokkan murid berdasarkan kesamaan kemampuan
Kemampuan siswa berbeda satu sama lain. Dari sekian banyak siswatentu ada yang kemampuannya kurang lebih sama. Data kemampuansiswa dapat diperoleh dari hasil tes kemampuan atau catatatan prestasibelajar sebelumnya. Berangkat dari hasil tes tersebut muriddikelompokkan ke dalam murid kelompok di atas rata-rata, kelompok rata-rata, dan kelompok di bawah rata-rata. Untuk melaksa-nakanpengelompokkan tersebut bisa diberikan tes kemampuan umum (TKU)atau yang sejenisnya sejak siswa memasuki SD atau setiap awal tahun.Dapat pula semata-mata didasarkan hasil atau prestasi belajar yangtercantum pada buku rapor. Bahan belajar yang diberikan bukan dikemasberdasarkan kelas tetapi atas dasar kemampuan itu sesuai dengan prinsipbelajar tuntas atau “mastery learning”.
3) Pengelompokan murid berdasarkan kemampuan campuran
Di kelas sering kita jumpai murid yang memiliki kesamaan bakat danketerampilan dalam berbagai bidang yang diperlukan untuk menanganisuatu proyek belajar. Misalnya “pembuatan peta”, “memasak suatu jenis makanan dengan menu tertentu”, dan melakukan suatupercobaan. Diperlukan sejumlah siswa dengan berbagai kemampuan, bakat, dan minat, dalam setiap kelompoknya. Agar proyek belajar itubenar-benar dapat ditangani secara bersama-sama dengan pembatasantugas sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minatnya. Kelompok inimemanfaatkan perbedaan untuk mencapai suatu tujuan bersama.Pengelompokkan ini lebih bersifat sementara, sesuai kebutuhan dantujuan pembelajaran. Dalam kelompok ini murid yang menonjol padamata suatu pelajaran dapat membantu murid lain yang kemampuannyakurang atau rendah.
4) Pengelompokkan murid berdasarkan kesamaan usia
Murid yang seusianya biasanya memiliki kemampuan dan kecapatanbelajar yang hampir sama. Murid suatu kelas dapat dipecah ke dalamkelompok murid berdasarkan persamaan usia. Pengorganisasian muridSD khususnya dalam pengelompokkan murid dapat dipakai untuk sementara waktu sesuai kebutuhan dan sasaran pembelajaran. Misal siswakelas III dan IV dalam suatu ruangan usianya ada yang sama, meskipun jenjang kelas berbeda.
5) Pengelompokkan berdasarkan kompatibilitas murid 
Setiap murid memiliki hubungan pertemanan yang didasarkan pada rasasaling menyukai atau rasa persahabatan. Dasar pertemanan biasanyakarena tempat tinggal berdekatan, duduk di kelas selalu bersama, seringmengerjakan tugas atau belajar bersama, dan karena memiliki kegiatanyang sama di luar sekolah. Terbentuk kelompok seperti ini bersifat alami.Pengelompokkan ini didasarkan adanya kebutuhan pembelajaran, yaitukarena adanya tugas berkaitan dengan kedekatan tempat tinggal. Contohmembuat denah kampung, desa, atau komplek perumahan.
6) Pengelompokkan murid sesuai kebutuhan pembelajaran
Dalam pembelajaran telah dirumuskan tujuannya oleh guru. Terca-painyatujuan itu perlu dukungan dengan pengelompokkan murid sesuaikebutuhannya. Contoh konkrit yaitu; dalam simulasi atau bermain peranatau permainan, murid dikelompokkan sesuai dengan tugas dan atauperan yang harus dilakukan pada saat siswa itu. Pengelompokkan muridsesuai kebutuhan dapat pula dilakukan pada kegiatan karyawisata murid.Dalam karyawisata ada yang bertugas mengamati dan mencatat,mewawancarai dan mencatat, mengambil foto dan sebagainya.Dalam pembelajaran kelas rangkap dasar pengelompokan siswa harusdivariasi untuk menghindari kejenuhan, kebosonan, dan untuk menumbuhkan gairahbelajar.

b. Variasi penataan ruang
Penerapan PKR dalam satu ruangan memerlukan penataan ruangan yanglebih kompleks dari pada PKR dalam dua atau tiga ruangan. Untuk yangdilaksanakan dalam dua atau tiga ruangan, penataan ruangan dalam hal initempat duduk murid dapat papan tulis diatur atas dasar kemudahan guru dalammengelola secara bergilir kedua atau ketiga ruangan tersebut. Contoh, gurumerangkap kelas I, II, dan III, dengan jumlah murid rata-rata 15 maka dapatdigunakan ruang kelas I, sedang kelas II dan kelas III digabung di ruang kelasI. karena jumlah siswa sedikit. Tetapi jika jumlahmurid banyak diperlukan dua ruang kelas, sehingga kelas II dan IIIdigabung dalam stu ruangan atau kelas I dan II dalam satu ruangan.Sedangkan penataan ruang untuk pengelolaan PKR dalam satu ruangan selainpertimbangan kemudahan penanganan dua atau tiga rombongan belajar jugapertimbangan pengaturaniklim kelasdan mekanismeinteraksi guru-siswa,serta peluang saling menggangu. Dalam penataan ruang bisa divariasi modelpengelolaan PKR 221, 222, dan 333.
c. Variasi sumber belajar
Sesuai dengan prinsip khusus PKR yang antara lain menekankan padaperlunya pemanfaatan sumber belajar secara optimal, maka sudah seharusnyadisadari perlunya memahami, dan memanfaatkan lingkungan belajar secaraoptimal. Sumber belajar mencakup segala sesuatu seperti manusia, benda, alamsekitar, masyarakat, kepustakaan, dan hasil kebudayaan yang berpotensimemberi informasi kepada siswa dalam belajar. Berbagai sumber belajartersebut sebaiknya digunakan secara bervariasi dalam pembelajaran kelasrangkap, sehingga tetap terjaga kegairahan dan motivasi belajar siswa. Contoh,seorang guru mengajar dengan merangkap tiga kelas yaitu kelas IV, V, dan VImaka siswa kelas IV bisa diberi tugas dimana jawaban dapat diperoleh darisebuah buku di Perpustakaan. Siswa Kelas V diberi tugas dengan mencari jawaban di alam sekitar misal dikebun sekolah/halaman sekolah, kelas enamdiberi tugas yang jawabannya diperoleh dari sumber masyarakat.

d. Variasi model implementasi
Model 1. Pelajaran diawali dengan pertemuan klasikal untuk memberikaninformasi dasar, penjelasan tentang tugas yang akan dikerjakan, serta hal-hallain yang dianggap perlu. Dalam model 1 ini, setelah pertemuan kelas, muriddiberikan kesempatan untuk memilih kegiatan dengan bekerja dalam kelompok atau bekerja secara perorangan. Setelah waktu yang ditetapkan berakhir,pelajaran diakhiri dengan pertemuan kelas kembali untuk melaporkan segalasesuatu yang telah dilakukan.Model 2. Pertemuan diawali dengan pengarahan atau penjelasansecara klasikal tentang materi, tugas, serta cara yang digunakan. Setelahitu langsung bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang diakhiri denganlaporan kelompok.Model 3. Pertemuan diawali dengan penjelasan secara klasikal. Setelah itumurid langsung bekerja secara perorangan dan kemudian bergabung dalamkelompok-kelompok kecil untuk mengolah hasil yang dicapai dan diakhiridengan laporan kelompok.Model 4. Pertemuan diawali dengan penjelasan klasikal tentang kegiatan atautugas yang akan dilaksnakan. Setelah itu langsung bekerja secara perorangan.